Apa artinya menjadi seorang Muslim? 1

Apa artinya menjadi seorang Muslim?
Bagian pertama (entah dari berapa tulisan)

Pertanyaan ini seringkali muncul di benak saya akhir-akhir ini. Pertanyaan yang mengusik karena membutuhkan waktu dan energi untuk memikirkannya. Tapi bisa jadi ini normal saja karena selama manusia hidup, dia pasti sering mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan soal hidup, misalnya hidup ini untuk apa dan sebagainya.

Berada di Amerika seringkali “memaksa” saya untuk melihat Indonesia dan Islam lebih jernih karena saya sedang “jauh” dari sistem. Saya sedang jauh dari mayoritas. Saya menjadi minoritas. Ditambah lagi, banyak kejadian beberapa waktu terakhir ini, terutama yang berbau SARA dan kekerasan, yang membuat saya mempertanyakan lagi apa artinya menjadi seorang Muslim. Continue reading “Apa artinya menjadi seorang Muslim? 1”

Hanya Tiga Koma Empat Persen

The graduate

Hari ini saya diwisuda. Saya lulus S2 dari Clinton School of Public Service di Arkansas Amerika Serikat. Clinton School adalah satu dari tujuh sekolah presidensial yang ada di negara ini. Sekolah presidensial diilhami dari kerja seorang presiden untuk pelayanan publiknya. Dan untuk sekolah saya, Presiden Bill Clinton menginspirasi berdirinya sekolah ini.

Bangga bercampur haru, tentunya saya merasa begitu. Setelah hampir dua tahun saya berkutat dengan sekolah, tugas-tugas, teman-teman dan keluarga baru, juga budaya yang berbeda, hari ini saya mendapatkan gelar Master of Public Service, atau master pelayanan publik. Syukur tidak terhingga, apalagi suami saya bisa ikut serta dalam momen bahagia ini.

Namun di tengah bahagia dan berkah Tuhan ini, saya kembali berpikir. Berpikir betapa beruntungnya saya, namun betapa banyak juga anak-anak Indonesia yang belum seberuntung saya. Saya beruntung terlahir dari keluarga yang sangat peduli pendidikan. Orang tua saya bukan orang yang kaya raya, mereka berjuang kepala buat kaki untuk menyekolahkan ketiga anaknya. Orang tua saya bahkan pernah mengatakan kalau tidak masuk sekolah negeri, mereka tidak bisa membayar. Juga mereka menekankan, tidak akan membiayai S2 kami bila ingin melanjutkan.

Orang tua saya pun merasakan jatuh bangunnya sekolah. Ayah saya lulusan D3 listrik, ibu saya lulusan sekolah analis kesehatan. Alasan mereka mengambil jurusan itu adalah karena jurusan itulah yang paling produktif dan paling cepat menghasilkan uang. Kakek nenek saya dari kedua belah pihak adalah petani. Kakek dari ibu saya meninggal ketika ibu saya masih kecil. Nenek pun sendirian berjibaku mendidik enam orang anak.

Saya pecaya, pendidikan bukan hanya dari sekolah. Tapi sekolah membantu memfasilitasi semua anak bangsa untuk bisa membaca, menulis, berhitung, dan tercerahkan. Pendidikan adalah hak setiap orang, dan hak negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang disebut negara adalah pemerintah dan rakyat. Selama ini, orang sering salah kaprah ketika mendefinisikan negara yang seolah-olah hanya pemerintah lah yang disebut negara. Padahal, tanpa warga negara, negara sendiri tidak akan ada. Semakin lama di Amerika, saya semakin sadar bahwa dalam sebuah negara demokrasi, yang disebut pemerintah adalah warga negaranya. Orang-orang yang kita pilih duduk di DPR dan Pemerintahan hanyalah pelayan warga negaranya. Harusnya begitu bila kita memilih untuk berdemokrasi.

Kaum Elitis
Selesai eforia wisuda kemarin, saya mendadak galau. Galau melihat sebuah tulisan di blog kompasiana tentang hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2010 lalu. Blog itu mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) dimana di tahun 2010 ada 8,5 persen penduduk tidak sekolah, 21,9 belum tamat SD, tamat SD 33,4 persen, pendidikan SLTP 16,6 persen, tamat SMU 16,2, sedangkan yang menyelesaikan pendidikan tinggi hanya 3,4 persen. Akurat atau tidaknya data ini bisa didiskusikan lebih lanjut. Tapi bila angka ini benar adanya, sungguh Indonesia masih jauh dari cerdas. Continue reading “Hanya Tiga Koma Empat Persen”

Hidup!

selamat pagi, Matahari
yang tak pernah lelah bersinar
menjaga kehidupan

selamat pagi, Rumput Hijau
yang kembali tumbuh
setelah terbuai dingin musim salju

selamat pagi, Tikus Mondok
yang kembali berlarian bersama tupai
gembira menyambut hangat

selamat pagi, Cinta
yang tidak pernah lekang dimakan waktu
karena seperti merpati,
cinta keras kepala tidak pernah ingkar janji

mereka yang mati sudah selesai
mereka yang hidup adalah pemberani

takut hanya milik kematian
yang terus datang
mengingatkan manusia
agar tidak sombong

berani adalah milik kehidupan
yang memberikan energi
untuk menjadi sebaik-baik manusia

hai Pemberani,
hiduplah. lalu berbahagialah.

@RDS 1 April 2011
new moon, new hope, new life
Bismillah…

tuhan yang lemah

lemah sekali
tuhan para penyerang itu
dia perlu dibela
dengan cara kekerasan pula

lemah sekali
tuhan para penyerang itu
dia meminta hambanya
membunuh atas namanya

lemah sekali
para penyerang itu
mengaku pembela tuhan
padahal preman

lemah sekali
tuhan orang-orang yang lemah

Ya Allah ya Rabbi.. sujudku kepadamu

2/6/2011

Kemana?

hujan musim semi
datang menggantikan salju musim gugur
seperti manusia
yang datang dan pergi
berganti peran

merasakan kembali nikmatnya Tuhan
yang membuat hidup berwarna
hari ini mendapat rahmat
besok mendapat cobaan
tanda sayangNya kepada manusia

dan aku pun kembali bertanya
kemanakah hidup ini
akan membawa

2/27/2011

Salamun Alaika

Sun rises in New Jersey (koleksi Saiful Azhari brewcapture.com)
Sun rises in New Jersey (koleksi Saiful Azhari brewcapture.com)

Semesta, sampaikan salamku
kepada kekasih Tuhan
Muhammad bin Abdullah
yang bermilad

Salamun Alaika

Terpisah jarak
Ruang dan waktu
Tapi sungguh,
Kadang aku merasa engkau ada di sini

Tersenyum simpul dan berkata,
“Sabar tidak ada batasnya, Dewi
Teruslah berjalan tegak menuju Tuhanmu”

Tuhan, sampaikanlah salamku padanya
Salam tercinta dan terkasih

Doaku,
Semoga kami akan berkumpul
bersamanya
kelak di surgaMu

Amin

2/13/2011 11:30PM
10 Rabiul Awal 1431H

Marianka, Namaku!

Marianka, namaku
Rimbun-rimbun bunga
Yang mencoba bertahan
Dari dinginnya bumi belahan utara

Marianka (sumber: http://2.bp.blogspot.com)

Padang Siberia yang putih
Menahun ditutupi salju
Marianka, namaku
Tumbuh di situ

Tidak secantik Mawar
Yang memaksa kupu-kupu hinggap

Tidak seharum Melati
Yang menyemerbak mengharumi ujung jalan

Tidak seindah Anggrek
Yang menawan pandangan mata

Namun, seperti Edelweis yang pemberani
Tumbuh pendek di atas tanah,
Tidak layu disinari matahari

Tidak hanyut bersama hujan
Bahkan sering menantang dingin cuaca

Marianka, namaku
Sering terpijak, lalu terluka
Namun akan tumbuh subur
Setelahnya

Marianka,
Namaku

2/26/2011 1:01

Kemana?

hujan musim semi
datang menggantikan salju musim gugur
seperti manusia
yang datang dan pergi
berganti peran

merasakan kembali nikmatnya Tuhan
yang membuat hidup berwarna
hari ini mendapat rahmat
besok mendapat cobaan
tanda sayangNya kepada manusia

dan aku pun kembali bertanya
kemanakah hidup ini
akan membawa

2/27/2011

Masih!

belum mati
berarti
memang belum akan berakhir
hidup ini

Hi, good afternoon. My name is Russel (sumber: filmofilia.com)

terus berjalan
angkat dagu
teriakkan kepada dunia,
“Aku masih pemberani”

berbahagialah karena hidup, hiduplah lalu berbahagialah!

2/28/2011

Abadi, Cinta

Sudah aku mintakan pada Tuhan
untuk mengabadikan cinta
kerja dua anak manusia
yang bertemu di suatu warung kopi
pada suatu sore

seperti sudah Tuhan abadikan
cinta Muhammad dan Khadijah
yang coba kita teruskan kisahnya
karena tidak akan pernah selesai cintaku kepadamu

3/3/2011 1:30AM
terimakasih Padi
untuk inspirasinya

http://www.youtube.com/watch?v=ITPKSsbJP5A